Manfaat dan Khasiat Pasak Bumi
Tanaman pasak bumi merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki beragam manfaat dan khasiat. Manfaat yang paling terkenal dari keberadaan tanaman ini adalah sebagai obat kuat bagi pria. Lalu, apakah manfaat dan khasiatnya hanya sebatas itu saja? Tentu saja tidak!
Yuk, simak uraian berikut mengenai apa saja manfaat dan khasiat dari tanaman pasak bumi.
Pemanfaatan Pasak Bumi Sebagai Bahan Obat Herbal
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supartini dan Deddy Dwi Nur Cahyono dengan judul Rendemen Akar, Batang, dan Daun Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Sebagai Bahan Baku Obat Herbal, menyatakan bahwa keberadaan pasak bumi benar-benar dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan obat herbal. Dari adanya kandungan senyawa bermanfaat berupa quassinoids, turunan squalene, biphenyl neolignans, alkaloid beta-karbolin, tipe tirucallane triterpenoid dan alkaloid canthin-6-one, dengan quassinoid memiliki jumlah tertinggi tentu saja menjadikan tanaman ini termasuk dalam jenis tanaman herbal. Apalagi saat ini, permintaan pasar atas pasak bumi sebagai bahan baku obat juga mendorong terjadinya eksploitasi besar-besaran dari tanaman ini.
Berdasarkan penelitian tersebut menghasilkan suatu pernyataan bahwa ekstrak tanaman ini, mulai dari akar hingga bunga dapat dijadikan sebagai bahan baku obat. Bahan bioaktif yang terkandung dalam ekstrak akar dan batang adalah alkaloid, tanin, triterpenoid, karotenoid dan kumarin. Kemudian, bahan bioaktif yang terkandung dalam ekstrak daun adalah flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid, karotenoid, dan kumarin.
Lalu, pada bagian akar, batang dan daun memiliki potensi sebagai antimalaria, antidiabetes, antidiare, antijamur, antibakteri, antivirus, pengobatan kerusakan hati, gangguan menstruasi, antioksidan, dan antiinflamasi. Hanya saja, diperlukan optimalisasi tanaman pasak bumi ini sebagai bahan baku obat, untuk memaksimalkan pengolahan dan meminimalkan limbah pemanenan tanaman pasak bumi.
Bagian Bunga dan Buah
Dapat digunakan untuk obat disentri.
Menambah Gairah Seksual
Sebelumnya telah diuraikan bahwa tanaman ini memiliki kandungan senyawa etanol yang mana memiliki fungsi sebagai afrodisiak, yakni untuk meningkatkan libido atau gairah seksual terutama bagi pria. Tanaman ini dinilai mampu merangsang produksi dan kinerja akan hormon testosteron yang merupakan hormon seks bagi kaum pria.
Apabila seorang pria kekurangan hormon testosteron ini, tidak hanya berdampak pada hasrat seksual saja, tetapi juga akan menjadi penyebab terjadinya disfungsi ereksi hingga gangguan kesuburan pada pria. Beragam penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi ekstrak pasak bumi terutama bagi pria maka dapat meningkatkan hormon testosteron dan gairah seksualnya.
Tidaknya itu saja, apabila mengkonsumsi ekstrak tanaman ini secara rutin juga dapat meningkatkan volume, konsentrasi, dan pergerakan dari sperma, sehingga dapat meningkatkan kesuburan bagi pria.
Banyak penelitian mengenai tanaman ini yang menyatakan bahwa tanaman ini ternyata mampu meredakan stress. Yap, tanaman ini memiliki kandungan tertentu yang mampu menurunkan hormon kortisol di tubuh. Hormon ini biasanya akan diproduksi ketika seseorang sedang mengalami stress. Tidak hanya itu saja, dengan mengkonsumsi ekstrak tanaman pasak bumi juga dipercaya dapat memperbaiki mood seseorang.
Manfaat Pasak Bumi Berdasarkan Bagian-Bagiannya
Apabila dicampurkan dengan tanaman obat lain, misalnya kayu manis, maka dapat digunakan sebagai tonik penyehat, penawar demam, penyembuh luka di gusi, hingga gangguan cacingan. Tonik ini juga bermanfaat bagi ibu melahirkan.
Terutama pada kulit batangnya dapat digunakan untuk koagulan darah bagi ibu melahirkan, pengobatan nyeri pada tulang, meningkatkan stamina, dan obat sakit kepala.
Dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, sariawan, dan meningkatkan nafsu makan.
Budidaya Pasak Bumi Melalui Teknik Stek Pucuk
Perlu diketahui bahwa selama ini, industri obat-obatan herbal yang mana mengandalkan tanaman ini sebagai bahan baku hanya diperoleh dari alam saja tanpa adanya upaya budidaya. Hal tersebut tentu saja menyebabkan terjadinya penurunan populasi pasak bumi yang ada di alam. Tidak hanya itu saja, bahkan populasi tanaman ini di Indonesia telah masuk dalam kategori tanaman langka saking jarangnya ditemukan. Selama ini, masyarakat hanya mengandalkan biji di alam sebagai proses pertumbuhannya, padahal proses pertumbuhan dari tanaman ini sangat lambat.
Maka dari itu, terdapat penelitian akan budidaya tanaman pasak bumi dengan menggunakan teknik stek pucuk, yakni berdasarkan penelitian berjudul Perbanyakan Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Melalui Teknik Stek Pucuk oleh Arida Susilowati dkk.
Berdasarkan penelitian tersebut menyatakan bahwa proses budidaya dengan menggunakan teknik stek pucuk ini dapat tumbuh dan berkembang. Stek pasak bumi umumnya telah menunjukkan adanya perakaran pada umur 11 minggu hal ini terlihat pada saat kegiatan pengecekan akar. Sebagai organ penting maka keberadaan akar sangat menentukan kondisi stek, oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan mikroteknik untuk mengetahui asal muasal perakaran stek.
Proses pembentukan akar stek pasak bumi dimulai dari sel-sel meristem pada kambium atau yang berada di antara atau di luar jaringan pembuluh dan aktif membelah setelah auksin dari tunas, rooting cofactor dan karbohidrat bergerak ke bagian dasar stek. Sel-sel tersebut kemudian berkumpul membentuk calon akar, jika terdapat luka akibat pemotongan maka sel-sel membentuk agregat massa sel yang disebut kalus. Massa kalus tersebut kemudian membelah kembali membentuk banyak kumpulan sel-sel meristem yang disebut primordia akar.
Nah, itulah penjelasan mengenai apa itu pasak bumi dan serangkaian manfaatnya sebagai obat herbal. Apakah Grameds berminat untuk membudidayakan tanaman pasak bumi ini menggunakan teknik stek pucuk?
Susilowati, Arida, dkk. (2012). Perbanyakan Tanaman Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Melalui Teknik Stek Pucuk (Propagation Technique of Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Via Shoot Cutting). FORESTA: Indonesian of Journal Forestry I, (1).
Supartini dan Deddy Dwi Nur Cahyono. (2020). Rendemen Akar, Batang, dan Daun Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia Jack) Sebagai Bahan Baku Obat Herbal. Jurnal Riset Teknologi Industri, Vol 14 (2).
Menurunkan Kadar Gula Darah
Di beberapa negara seperti Malaysia dan India, tanaman ini digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan diabetes. Terdapat sebuah riset yang menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi pasak bumi secara rutin mampu menurunkan kadar gula darah di tubuh sekaligus memperbaiki kinerja hormon insulin. Hormon insulin ini berperan untuk mengontrol kadar gula darah yang ada di dalam tubuh.
Namun sayangnya, riset tersebut masih berupa penelitian berskala kecil, sehingga diperlukan adanya riset lanjutan untuk memastikan adanya efektivitas dan keamanan dari tanaman ini sebagai pengobatan penyakit diabetes.
Manfaat Pasak Bumi Berdasarkan Bagian-Bagiannya
Apabila dicampurkan dengan tanaman obat lain, misalnya kayu manis, maka dapat digunakan sebagai tonik penyehat, penawar demam, penyembuh luka di gusi, hingga gangguan cacingan. Tonik ini juga bermanfaat bagi ibu melahirkan.
Terutama pada kulit batangnya dapat digunakan untuk koagulan darah bagi ibu melahirkan, pengobatan nyeri pada tulang, meningkatkan stamina, dan obat sakit kepala.
Dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, sariawan, dan meningkatkan nafsu makan.
Bagian Bunga dan Buah
Dapat digunakan untuk obat disentri.
Taksonomi dan Morfologi Pasak Bumi
Menurut Susilowati (2008), kedudukan klasifikasi dari tanaman pasak bumi ini adalah sebagai berikut:
Bentuk tanaman ini pada umumnya adalah seperti layaknya pohon, dengan tinggi hingga mencapai 10 meter. Bentuk daunnya majemuk menyerupai ganjil, batangnya berwarna kuning, kulit batangnya keras, dan apabila dikonsumsi secara mentah maka rasanya akan terasa pahit. Nah, berikut adalah morfologi secara detail dari tanaman pasak bumi:
Biasanya tidak bercabang. Namun apabila ada yang bercabang, maka bentuknya menyerupai payung dengan kedudukan melingkar (rosette). Batangnya kokoh berwarna coklat keabu-abuan dan licin.
Bentuk daun tanaman ini adalah majemuk menyirip dengan jumlah ganjil. Biasanya panjang sekitar 0,3-1 meter dan anak daunnya berjumlah 20-30 pasang. Tangkai daunnya berwarna coklat kehitaman.
Bunga pada tanaman ini bersifat monoceus dan dioceus, tetapi umumnya sering dijumpai sebagai dioceus. Warnanya merah jingga, dengan lebar bunga sekitar 0,6 cm. Ujung bunga memiliki bulu halus dan benjolan kelenjar. Dalam hal ini, terdapat 2 kelompok tanaman paku, yakni berbunga jantan yang tidak mampu menghasilkan buah; dan tumbuhan betina yang mampu menghasilkan buah.
Buah dari tanaman ini tumbuh secara bergerombol dan mirip dengan tanaman kurma, tetapi ukurannya sangat kecil dan bentuknya mirip telur.
Bentuk akar dari tanaman ini sama halnya dengan akar pada tanaman pada umumnya. Pada bagian inilah biasanya dapat digunakan sebagai obat herbal, baik dengan cara direbus maupun diolah di pabrik secara khusus.