4 Unsur Hukum

4 Unsur Hukum

Unsur Intrinsik Cerpen

Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.

Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.

Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.

Unsur-Unsur Seni Rupa Bidang

Ketika suatu bentuk memperoleh kedalaman dan menjadi tiga dimensi, maka ia bisa disebut dengan unsur-unsur seni rupa bidang. Dalam hasil karya seni rupa dua dimensi, bidang terbentuk karena pertautan garis yang membatasi suatu bentuk.

Unsur-unsur seni rupa bidang sendiri memiliki dimensi panjang dan lebar atau biasa disebut dengan pipih. Jika dilihat dari bentuknya, bidang teridiri dari bidang biomorfosis (organis), bidang geometris, bidang tak beraturan serta bidang bersudut.

Dalam unsur-unsur seni rupa, terdapat bidang dasar yakni bidang segiempat, segitiga, lingkaran, trapezium dan sebagainya. Silinder, piramida, dan bola adalah beberapa bentuk bidang 3 dimensi yang lebih umum.

Sebagai sebuah unsur-unsur seni rupa, bidang berkonotasi dengan sesuatu yang tiga dimensi dan melingkupi volume, memiliki panjang, lebar, dan tinggi, versus bentuk, yang dua dimensi, atau datar.

Unsur Intrinsik Cerpen

Apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen? Secara umum, unsur intrinsik pada cerpen merupakan berbagai satuan terkecil yang membentuknya menjadi satu kesatuan yang utuh.

Mengapa unsur intrinsik cerpen perlu diperlajari? Grameds perlu mengetahui, mempelajari, dan mengaplikasikan unsur intrinsik cerpen untuk membuatnya.

Meski unsur-unsur ini kerap digunakan untuk meneliti sebuah cerpen, kamu perlu mempelajarinya saat ingin menulis. Kehadiran unsur intrinsik juga turut membantu kamu untuk mengenal ciri-ciri atau tanda khas yang biasa ditemukan dalam cerpen.

Unsur-unsur intrinsik dalam cerita pendek, meliputi tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, tema, amanat, dan gaya. Berikut ini adalah penjelas lengkap mengenai unsur intrinsik dalam sebuah cerpen.

Tokoh dan penokohan

Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh tambahan.

Sementara itu, penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Dalam menentukan karakter sebuah tokoh, kita bisa membaginya menjadi beberapa macam, di antaranya tokoh protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran.

Contohnya, tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro Jonggrang yang termasuk tokoh antagonis karena memiliki watak kejam, semena-mena, dan suka memerintah.

Baca Juga: Mengenal Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Ciri, Struktur & Kebahasaannya

Macam-macam unsur intrinsik selanjutnya adalah latar. Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana cerpen. Melalui latar ini, kita jadi lebih mudah membayangkan situasi dan kondisi yang dialami oleh para tokoh.

Alur adalah rangkaian kronologi peristiwa dalam cerita pendek. Kemudian, alur dibedakan menjadi alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

Sementara itu, plot merupakan gambaran peristiwa yang mengandung hubungan sebab akibat. Berikut ini merupakan skema plot:

Sudut pandang berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa aja pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.

Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerpen. Misalnya, cerita Malin Kundang yang memiliki amanat tidak boleh durhaka kepada ibu.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat & Menarik beserta Strukturnya

Saat membaca beberapa cerpen, kamu pasti menemukan pembawaan yang berbeda dari setiap cerita. Setiap cerpen punya dialog atau naskah yang memiliki style atau gaya bahasa yang berbeda-beda. Ini tergantung dari tema cerpen yang ditulis. Nah, gaya bahasa cerpen berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik. Umumnya, dengan menggunakan majas.

Beberapa gaya bahasa yang biasa digunakan dalam cerpen, di antaranya:

Nah, setelah kita mengetahui apa saja tujuh unsur intrinsik dalam cerpen, sekarang kita coba mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik tersebut pada contoh cerpen di bawah ini, yuk!

Contoh Cerpen Berjudul Hutan Merah Karya Fauzia. A

Matahari bersinar terik di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam. Bunyi riak jernih sungai beradu dengan batu kali berpadu dengan sahutan dari beberapa penghuni hutan yang lainnya. Ya, inilah tempat tinggal Bora, si anak gajah Lampung yang sekarang tengah asyik bermain bersama teman-temannya di sebuah sungai.

Ketika Bora menyemprotkan air ke arah Dodo—anak gajah lainnya—dengan belalainya, ia pun memekik nyaring. Sampai akhirnya, kegembiraan mereka terpecah oleh bunyi bising dari sebelah utara hutan. Bunyi bising itu bercampur dengan deru sesuatu yang sama sekali tidak Bora kenal.

Semua serentak menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke langit yang ditunjuk Dodo. Asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari sana. Asap itu semakin tebal dan terus menebal. Itu merupakan fenomena aneh yang baru pertama kali mereka saksikan. Selama ini yang mereka tahu, langit selalu berwarna biru cerah dengan awan putih berarakan.

Keheningan hutan itu kemudian pecah saat Teo tiba-tiba saja datang sambil memekik nyaring, “Hutan terbakar! Hutan terbakar!”

Semua ikut memekik ketakutan. Hutan terbakar! Tempat tinggal mereka terbakar!

“Bora! Apa yang kau lakukan!? Cepat pergi!” Pipin berteriak sambil menarik belalai Bora dengan belalainya..

Suasana hutan yang tadinya damai tenteram, seketika menjadi neraka bagi semua hewan. Asap hitam pekat yang mulai menyelimuti seluruh hutan ini. Suhu udara mulai panas, membuat para hewan makin berteriak nyaring.

Bora panik bukan main. Sambil mengikuti langkah Pipin, matanya bergerak ke sana-ke mari, mencari sosok ibunya.

“Pipin! Di mana ibuku?” tanya Bora.

“I-ibu … ibumu ….” Pipin tidak bisa menjawab karena sama-sama tidak tahu di mana ibu Bora berada.

“Aku harus kembali ke sarang!” Bora melepaskan belalainya dari belalai Pipin, lalu berbalik untuk kembali ke sarangnya.

Namun, sebelum Bora melancarkan niatnya itu, Pipin sudah menarik kembali belalainya. “Ibumu pasti sudah berada di depan. Bersama gajah dewasa lainnya.”

Bora menghiraukan ucapan Pipin, lalu kembali meloloskan belalainya dan berlari sekuat mungkin menuju sarangnya.

“Bora!” Pipin berteriak di belakangnya.

Bora sampai di dekat sarangnya berada dengan napas terengah. Ia langsung membelalakkan mata begitu melihat sosok ibunya sedang bersusah payah keluar dari sarang. Api sudah menjalar di setiap pohon di dekat sarangnya itu.

“Ibu!” teriak Bora sekuat tenaga.

“Sedang apa kamu?! Cepat pergi dari sini!” teriak ibu Bora sambil menggerakkan belalainya, menyuruh Bora menjauh dari tempat ini.

“Tidak! Aku tidak mau!” balas Bora keras kepala. Kenapa ibunya masih bisa berkata seperti itu? Padahal jelas-jelas ia dalam keadaan terjebak api?

“Bora! Ayo pergi!” Tiba-tiba saja Pipin datang ke tempatnya dan langsung menarik belalai Bora.

“Tidak mau!” Bora menyentak belalai Pipin keras. “Ibu! Aku akan menyelamatkanmu!”

“Jangan, Bora!” bentak Pipin

“IBU!! IBU!!” Bora terus meraung memanggil ibunya. Pohon yang sedang terbakar itu jatuh dan kemudian menimpa tubuh payah ibu Bora.

“Ayo, Bora, kita harus pergi,” lirih Pipin sambil menarik Bora.

Sekali lagi Bora menoleh ke belakang saat dirinya sudah cukup jauh dari sarangnya. Tidak ada lagi hutan hijau dengan tumbuhan rindang di sekitarnya. Hutan hijau yang selalu ia kagumi sudah berubah menjadi hutan merah yang sangat panas.

Cara menganalisis unsur intrinsik cerpen:

Cerpen di atas mengusung tema lingkungan, karena isinya menceritakan kondisi lingkungan tempat tinggal tokoh. Dari mulai hutan hijau dengan tumbuhan rindang, menjadi hutan merah panas karena kebakaran.

2. Tokoh dan penokohan

Terdapat beberapa tokoh dalam cerpen. Di antaranya, Bora, Dodo, Teo, Pipin, dan Ibu Bora. Bora merupakan tokoh utama dalam cerita karena terlibat langsung dengan konflik yang ada. Sementara itu, Dodo, Teo, Pipin, dan Ibu Bora merupakan pemeran tambahan.

Karakter Bora digambarkan sebagai anak gajah yang periang, usil, pemberani, dan sayang sekali dengan ibunya. Watak pemberani ini, bisa kamu lihat ketika Bora tidak takut memasuki wilayah hutan yang terbakar demi mencari ibunya. Bora sangat khawatir dengan keadaan ibunya dan berusaha untuk menyelamatkannya.

Cerpen di atas memiliki alur maju karena cerita disampaikan secara kronologis, sesuai dengan waktu kejadian dari awal hingga akhir.

Sudut pandang penulis pada cerita mengambil sudut pandang orang ketiga. Bisa dilihat karena pengaran tidak terlibat dalam cerita, melainkan menggunakan tokoh lain, seperti Bora, Dodo, Pipin, dan Ibu Bora. Penulis juga menggunakan kata ganti orang, seperti ia dan mereka.

Amanat atau pesan yang ingin disampaikan penulis berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Hutan merupakan tempat tinggal hewan-hewan. Sebagai manusia, kita diharapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk hutan agar makhluk hidup lain juga bisa tinggal dengan nyaman dan tentram di sana.

Terakhir, cerpen di atas menggunakan beberapa majas atau gaya bahasa dalam menggambarkan cerita. Contohnya:

Gimana, teman-teman dari penjelasan materi unsur intrinsik di atas? Jadi, ada 7 macam unsur intrinsik pada cerpen ya, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur dan plot, latar, sudut pandang, amanan, dan gaya bahasa. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik cerpen, loh! Kalau kamu mau baca-baca, bisa klik artikel ‘Mengenal Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen‘.

Nah, buat yang belum paham, kamu boleh lho belajar lebih dalam dengan kakak-kakak pengajar di Ruangguru Privat. Bersama Ruangguru Privat, belajar gak hanya menyenangkan, tapi juga akan dibimbing sampai paham!

Apalagi, pengajar di Ruangguru Privat sudah terstandarisasi kualitasnya. Kamu juga bebas pilih mau belajar secara langsung (offline) atau daring (online). Asyik banget karena bisa fleksibel! Untuk info lebih lanjut, yuk klik link berikut!

Trianto, Agus dkk. 2018. Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek (Diakses pada 12 Oktober 2023)

Contoh buku kumpulan cerpen. Tautan: https://indonesiaebook.com/short-stories/the-tales-from-the-dark-lexie-xu/

%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 323 0 R/ViewerPreferences 324 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/Font<>/XObject<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 28 0 R 29 0 R 30 0 R 31 0 R 32 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.44 841.68] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœí}Ýr$·•æ½"ôuIN4«ÿH‡Ã1-˶dY¶ì–w"Öž‹b³š¬f±È!«¤i?Öî.¾ï YIV‚Mue1f#èÝiñ QyÎ?€Äë7·ëÅûÙ»õä׿~ýf½ž½»˜ŸMþñú«ëõúúê?_ÿøñfþú‡Ùùb5[/®W¯ßnN×húýõõz~û›ßL¾úú·“fÜäç/¿xý‡·nr~÷åÍÔš65ûÓ¿:ýû·?|ùÅDM>L¾Ð¡�è8µé?ÆMµ›h�oç_~ñöË/þëKt˜Z…‡1NŒ�ºh'JMUú:ýÇ¿MVOï÷Õ�‰¬ß+ýÜOƒžüxEê£P?9Ç?‰âMŽÿsòã¿üâwé=åÿŸüîûßN^WØöãõM�gßÌggÏþ\jð¿ƒI¹ÖM­�D«¦>îŒ@Œ èi£í$à‡‘Cx„ò'ãû%}ëÜ-´E= þ(m¡á“ÿ‘´¹€ŽHÛ£bû‹´ý—K®~ xqÂÄÄ©¢jâg²‚Î4IÃÛºCqôé†@�i !’ÖL´4Œz*vñý¿a8?ã˜Ñ&™Ñ8ùþ?JÆtKÜWßsÞð‹¤Ž!XX Ë;QéïÞÀ´vS#¬óS•¬¸Jv2uÁLÃäìä·W³ó¹R“¯¯'… O{we†Tk§M›~v¦ç�›ÛÕìØ-'Ç'J}{¬ÌÑòêøÄmv&îó ж�6n�€]ùØ�Ó54ßl.7W¯ÆÄÕªg¦nÍÛãwt}w|b�³åˆ8�6)zÄ9&Mê[A3&�nkhÎfÇöh5ùfsÅ?×·³ûˆ?G¿“VÛ¶í+¸iS7»«àæs\=£m"ħ±2ýX[«lÕüê,1L›˜¨`é,°ƒùÞö©×½æ6~Õꥠӧ_%é'é·Î÷ù�bÝ@>¤Õ$¾55‰‹m“ìt�Û®ÏmrȸŽ+&Ó˜º›Ì; ô�Þ•ˆK#i¢WcMšÉ¥ XMÞ¡³Â_1ñ=ýÆØô¢hXÙ4ÓVzÐFyæ ©@(‚ÒvÚÆÒ·•8Ô„£È”Æ�¡L‚výÇ`0~ E%ovÒÙL��…^ôMR*Cq™Ši½Aßêbròȶ,K=/Òµ:%“¨"¦èJÕhH/_¢Aa°QL‹NÓ¢ðØM[D*É/$T*‰¯Áu�ˆ×%ö&WqÕíÔÉ'8?>JßDèŒScÙ×°kz=" &A*!³Ò—!Þ«ÑZ@¤�$)!4´2IP=M;¯ ¶bõ=^œXˆH ‰Å] 4É CÈk�‚°BuüJBšú'ÉJø•æ¢- ºeÄÈH84™ƒìÇ‚xÏÇÞJÓÑA”þÜ J8’ÐpPŒ5@Y²Q².ÃЙa¾¨8çi굘%Hh…™ŽLhŒ03%Òïû€Š¥/ÆWYŠ¡k9¡M$Ô´eFS ±Í�g åùÍnl•à¶�“ H� È“ÐÍ~+xDæŒ&dÊùnö_4P´$?³­i9:뤳æl6œ�彆ôë¥Loci90þ4'Y™P¶‘º“dÖdܶ‡ J;�`ò#ö Ðt6h>v¾Ñ”µÝôzÚåòØQ¤EŒ´¼(ëJjÈx³\5J K1ŠŽ:×Ê”¥ßJƒác’ØEÛ±³¡Ø•ÇL"â{�ë:£A5òØŠ�iàH†¦:·¦Ðl"5: Í­h4Æ—ÆNmn|áEKØe¾)BQ&üOP]¢ÔRùô±å/TÅ$‘ Õ ³™H–hÐý¤ré?¦�y�eHVÖ$q Ý‹`,îFAPM²¼.Rs‰ÈÃfˆ}|R÷8B"ðKØç-$ú×5¾X„¦ØÂÄ‹I`_½Ã¼à•ñ%± IÑjtéÛ¸Ò ˆì'ã eÀ‚[‰ÕÇÂq�Gi³ª²¯ãD¾¨H<¢Ù)â–¶YÚ,ìÄ´ÂnÝTÌF+òÕ gÕ"¶-ü “!_:7¹!rª£)‚ È÷ÔÅÀRHÜТo¥ÊîèIcSþ Ö DŠ&2‘!ê¨É,îô?ÙÒ–�©‡ÉmT Kß&;|-r,¶ÒÉ‹¶e*ú�[0P¢ÂˆÝc¼b‹X;1�”/Ma”F09f{X¤˜‘ƒÆl.sƒeC»m2HQÛJ¥ 9a‡qåuÞ “2¾©•)¹³:~ˆ–Æ‹¤{±Ž'²”1žðs€²QãO#‚¢¬4}I 'øÓx $ £ C/@Q2ýÅ°#9» #¡"?È°%ä…W*Û�$[ ) @"Ž±¯Æ´v� �l‚%Šaã‹E3•-ïJNʈ2ð‰[hKq×�;‹ŠDé«U‘zö5"®‘#œPº™¦Ãr&¶è†AN²T¤†H�{—‚D-á_r?€B±¯FHÕ=ÖânäP+/‡�*i0ž¥­‹To�ì4JCƒp‰¿—žI}hðºÜ¹±�4/¡!oíÁ6sMóqÓvršFçDLcaD+܇“K�–\Ç[²ÐJšgÛÂáFf½%ÿ½ÄÁˆHS ƒ˜ûF U™º6›k݇Šôä†�ÝOi1º77�.EŠüXf1´@mN7»ñeб›éFæCKÒª!Œ™otlo™'S"ûÄÁÜEU[pËJ™¤™€ü�ñZ �Xi@MÎ!eniR]Ê9»æS#ºá{@èzŠ¡¶R˜rPB�Cu¶ê:;�–*©](˜ÉåˆÑe™ñ´Š²nt€“eü(PÖˆòæ(�ˆ�ITô#òº@ìÜJ“·Ò\ö ÓuÎ �åã¬Ñ>ðÍQL{–s£(�°üiŒ¡Ô'u1ÆÊïDsL÷ W–7—#k$7S|+ é©ñnOMe_/&£aQ A9`r[ GùK Û= Ín‰Èe!¢Q�v&êUŽŸDmÒ��©Ð̽‘[iBVt5›1£¦œðÅ’¸7,,ô Õ1Vt µ£ŠrÚVÞ ”‰PíöqRÄ¥ÁÆœ†Â‹6‡Dš5Ø f`‚0ÀP,‰“Éœ ’QYå rb® - "7’w‘¾Q”ÕAŒi§ÂW+…'º6jK>ZLN+�­ä´Û¨!V:W!ŒmE6h+PŠ"í"§K-%ËMj@èµ}Ü Ö9#¹‰AœËÎFä[3,s4:€ð9+oÖPzv¶SSâB²é™âÒ ÖÖIZªX è°4M!"[+4ŠêÅ#]º6Ò^?AJ{y¯‘gºëœ�`­p‚ º£!ŠÙC.HB-Ô"·P–ÇmC#�'NÊéRÅÌ:árœÆØ�ëŽiwR¨kLÇá&+�k¥ò'þªW Vsß\ÙDír´Ô0‚p9j:*´Ô.òc+Ëã‚TP˜¿±snP y)ãE‘È3Js�T{-c ‹EÈåZ&sŸü8€Á€åºU\Ü—ùAa9–‡V‰‰[(””†‡J ÉU]E$AœjÓun´j¥°ìù*b¥,Þú\Z£":!B±Œk¡\.vº@¹\ÜØîqÒðü˜f)ÂàÍ9M…9hÙÅV�HªalÄÁ´�•‘Œ°‘¾JÈw52³ÙrŠiԡز(¦Qyi`Á?F­ûQˆÈzN×q"ÛÕ@8Ûö(äZCHŽ­íl{æ_Å<˜S©5º@Å!«îqòªÄËZ*=»ð)‹[òýNZÇHÀ�&Äth‹¥èà(=³›ðÅìnl‰ rRƒx1ƒØuÄë‹UÏ�½nÅGPm1žìôƒ¥‘+Élm绌„LNôÃHÅ=ÚÒ ¤‡•×å kS¦;äsY•Ü“fLÏœ H¤|Yú(µCWøÓJNžÄE]ØÅr¯è¢Î¥Pñ":×~šã¾\x5¡‹D¥AI)A³øÇúod Ïi‹VDÅ^¼¤J´º˜Uè ÄÛ€àrU(²T2h/¿vLã½TV7QÎ.¶ùÅSo¡ ‹XÒw+rÏÜPYÑ�ru%‡xHe˜Z’{'á„“ÄÑÄŒr>+¹EmrÂÚ'Bò(*”dÂQ*JYÐe Ôàl÷�»¸È+�hr|.—£ÐBã$¥vÂX©6Z”™ƒ”ŸJ=Gfl[î¡Y”ê]QÓ•Õré(qF*G¦«b‰˜‹÷ Ó¥>Îùgdĵ�¶@¹Líö1ãÊìPhÎÖ#/C´LLi„e§Ñq=¨ä“]ÖðËF¤0 ¤e×÷f¡ù0È€[!Hf=¨B¯Êy›)ë*+ˆ’†\/WÐò<Š�'ä|‘‹ŒÙeåáS+ïn‚@¹BÒõÕ9£´eM#»7+¨±f"^¨cëje‘ÎÖº¼¢gÄ�çǺ8]Ô4¤My;+°œÜÅ2j�`¦·2Y¹<•TZ‹¯Ñ±A®Ã¨ÐZY!¢ êeM4P^B:‹…Ð! ÌB/�Å]Z´­…@ƒÊ'=e¹ †@“ÕJziºóF@û¼0—-„öNæIRq²…Ð>«u±ÚYÔ¦… äl¶ t7Aì«Ë88eèX,�ÊuÙ®A“O€ÄÁb%'¯OJ!xrYkzÞH@Iˆ®¸’1€\ºðŽÃÉЪ$NR@ƒ—t クâ(? ¥€Z¬O¨†Ï¢-…dp^…^Y NåB2€\À¤oKQM ÉœÇ\-æ+S*ÅœïÐ+$SζO•$c,ÿARœíÕ‘!Kª«.²ºÔ‘;¨#xÛ�;ç…MâéÊuJuB9Éõ9’$%P¬¶‡\½*udŒ.WŠÈÿ8•„—@Ñ/ed°?HÂâe2|NXzP)#÷´æãÐŽµ]Õ8Ï\^|iòÄf¥Š„r&Ôõm}±å Øg!�õ,œhduœ*V8©’a[¹„åTu ÜDÓE,£$`l‹}¢±”…ÖdÌ”L@€A ]úÛY¾¨¶s)‰¦-Nc¯Š‹ª»22ík(ub˜_ÝAïÄG½}YÎUd±ìÛ"2`_jÈtEž»¿·F?”²åK�k{d6èN dD&¥¯êVÀ3­mf˜æP\ØJhÛ­tÄÂ)æ{q$ReñÂ[FÀ¥€Œ†\>åC%|… e•®~œ]N®2⤭îCEprC#4øEbTys©sÆÃö±L·Ô�A~Ž»ÚÜ9Ùdž…<Å�LF#‹j¥~Ì9›rd°m0¥ÁŠHCq0{¬)rH>‹P¡É[ÐÙJÍ•‹¸Âˆüd‹}Y]od§Pì¶Ú @án–²W Û8°¢®™MpÏNäÆ— Í]6]üdN”í—j»;§¿yç�lèqÜb5#š+i@N°%ËÝšUBíX@æËeÈN¢@YÀÐN\�&›z��. �äCZ„ßå5Á¶ìѱ­,Ø[4fÂåE/ýsEâ©�GË>ÄÈÖ!‡ (@„í ^ÑzèN½Øú4DÖp—‚„²³)G–¾ÛϤ%lÂhº@_þ,Æ9nŸIÍA¡ C~£gi ÃaÉ ôbסèº)[�²ÃÆbY ¡F -BTŠâϵT ¹¹�ñÊáˆjû�¹Ã#pÇ�WR$ �[c… ŒA”lø`I¯¹<ï­ì ‘À,MNÞw¢8�”t“3G ÏëÜv-NÕ¯¾ÝÇ~Ê ^Cvê9ß-C‰ö&T^rÕ$ÚEL ¢5ØH—‹*±LCjL„Ò)‰XšRyÊÛ€<Í7‹k–�ƒdÛdr†l®t †™�Ïå>Öä�’‘·ÎUHe¶�£¤¼4±€¬ü4oÆpÜ$ˆ7Ã%á@ˆ#dy pmÞºGÉiŒ§Æ8 ŽMH‚c“uO‹;¦nƒ�(¾·%ñí7Dè0¡®š¨M”’YÙ„†˜CæÀÇ9l‡ÃIP¿0©M�…§¡3~*•.ÀIl]ʇh0’¸ñ±-)3V^ À¾¦ðƒOÍÔv¼0F6¦2Ãf_=•ùDÊa´¤íŽ3²…b(}CìDÁ©Üq‰�“„-GVöŽÊŠFfcȵ*a£Ë[o %) Q†Ð–=pHZl3•Ha‹É‹®À Z.$ ‚¿°JŒBSÆ`uqTìÜÊ؉fó&̲’¨­Tþ‹ªÚÉò³’=Œ[(«^ƒçc•m|$ÄU˜¶äNVv2æÇ OËæDõ³{È›àl^ߣ0ik™J+-1ÀVö…e4ÜŤXȃLµâX§¨,Øø"'VVi‚Ì`#ÖáZšk/‘eöÊF—EWvÎûçdŸá²½2yõD粧ÔË 5bö¨I¹o†}~*[Ì*Ö¹o­-�µØS#DÈ67'4XÙÑ×vD¸¼û×ñqÞìâ6 _Ì‹á*-Úíà‚Hª’]7¡ãp·iþÎh™–ðq­-†ÖH=Fq™<†Ò\€Þb°Z• Ø0™`H¡i‚8kDXF ²ð«ª³â áË U‡îÚÐÒ4®8ïl–¬øo#�³Ç†\HçeÀ^¬+~jÄcGâi%¤(Ü )fàãEàdJLšË1�-ª uÌ”•:XŽÞ¬,úk›×Õ ð÷š›¨1j©õ9 îpÌ¡œ½•Ãµ/g^μœx93ðrfàåÌÀË™�/_μœx93ðrfàåÌÀË™�—3/g^μœx93ðrfàåÌÀäåÌÀË™�—3/g^μœ(;‚_Δ²ËË™�—3“—3/g^μœx93ðrfàåÌÀË™�—3/g^μœx93ðåË™�ÉË™�—3/g&/gþÿ:3ðö—]rÃÛi¬“‹f"7'ªd& +áþÝ4ݵ4�õìè�SØÒn'JÖ]½¾žÔ¯r¯†�VêOÜ¥üðÚ ÝF·sóÄ>èœØà º“qqI(TÁ弶ã¢3þt»¤¡vžð¤ÿ(ÍX\õ¯åxäqŽ(Õwì½WØÑ2Qæþ•OêTL^ùs;ùç‘nvùö¹xP.’…Ì]Ù3ã¡AizÍäû6ýäÇwidÇ»÷â|6Fž…Øî].Ÿ�ÅU±¨ñ°¨&G:èXTckXþy4&š˜×ˆwÐ؃ÏÆ¢l Ë?�5srLƒrÓÀqOEcvÐX]Aóë¦ùJýf¼ñØXϘ\s¶ŠÅïƒfç¦Bå}“4ßž—¿þ&j”þw|¢þ‘ÿ÷ÙTÞâ‰Dá)*üWD=<*‰e§0Ái üRäb¿ÀŽga5ŸaÃB›4,éœÆ»B›?¥˜…Åmé†îûûâ½Åmrw �3cÏuà_̓˜êIýjw•Y#»47·G3ÎïìØ­&gÇFàÕ³ú†–>Ë4»‹ôw þ±ÏýžCD—]ÃDîŸ�áãÆß ¾30å–œ: j#ËÖèÉy2ú&±~9ùfsyŒ»2Û£«ÄùñɱÉ\‡'2~HŒUãùêäïoÇcÍ-TA3íÙãÑù ’uÁΩa|óÛ‹îÁ<+:q3þL¨V.¦àïE%ïÄ,Oþ¸Ivùì@BÊe…P£å¬˜ŠÑÑFnc¬ ý4â/”ò–q鱞÷;?“’ÚÐ<‚í·0Ñ‹ÕÙǽ±î\W™}ÔCë/‰ãïÖdóOÉ•/õÎVüktB<÷DVÙŸß#ÂË Âï‘d¥™VôUò³³É›Û»Ù}œMþ÷ìò “aW+$=!|°#”jRbÓä®ïïf#Iû(?ÍoÓßw(¬)+wÉÖOÞn–‰kÒ�"ŒóceS€s>ùñXi‘©ÛÔMž'�îöv¬õ�+#xkÝ�X«|}ÍcoÏn(û&qsI¾\¥¿fëôϯFg�Âñg]#a|)W²}¨‚ï�’@Ø£éäoÇE &?Ì–I/Ç—Ýð»&bavd3iáÛceD%V(½�%‘c&Ct+i•?Ú]þÛßr?糉 �`˜¾ï’˜ÏßÁçMÇÇyŠâùF¹—¹‚ïL÷ìtçôÎV¯&ßÁ>ÎN§“·´¦IÆ·†’Ø?ŸÔ«²�làø¯â:à®D“¯ŽsØA1ß;ÒÛ!ÁžFh=·ÙVðY½»‚¸7ÆÈS›Œ~wÃÞ[îf{K‡®?”Õï©xk»âÑ´Q­Ÿ �XÊq�ŸÍ² ªÒÿ´i¬†¬Úß$å]­“]~ÊL¡Õ濾ÏgŸo8Tìflì�·¯ëã[<,ì¹¾XXÃýò|ÿçÓŒ�c<¿ó·¯ AÈ’°‹?þ}³*¡4"�[)y{ [ò—領™þ)òÖhØÆñ�Ï6ÿÆñ0Nßÿ}¢Ջ¯ƒ”yž:ÚS 0í°6bnž&

óF@û¼0—-„öNæIRq²…Ð>«u±ÚYÔ¦… äl¶ t7Aì«Ë88eèX,�ÊuÙ®A“O€ÄÁb%'¯OJ!xrYkzÞH@Iˆ®¸’1€\ºðŽÃÉЪ$NR@ƒ—t クâ(? ¥€Z¬O¨†Ï¢-…dp^…^Y NåB2€\À¤oKQM ÉœÇ\-æ+S*ÅœïÐ+$SζO•$c,ÿARœíÕ‘!Kª«.²ºÔ‘;¨#xÛ�;ç…MâéÊuJuB9Éõ9’$%P¬¶‡\½*udŒ.WŠÈÿ8•„—@Ñ/ed°?HÂâe2|NXzP)#÷´æãÐŽµ]Õ8Ï\^|iòÄf¥Š„r&Ôõm}±å Øg!�õ,œhduœ*V8©’a[¹„åTu ÜDÓE,£$`l‹}¢±”…ÖdÌ”L@€A ]úÛY¾¨¶s)‰¦-Nc¯Š‹ª»22ík(ub˜_ÝAïÄG½}YÎUd±ìÛ"2`_jÈtEž»¿·F?”²åK�k{d6èN dD&¥¯êVÀ3­mf˜æP\ØJhÛ­tÄÂ)æ{q$ReñÂ[FÀ¥€Œ†\>åC%|… e•®~œ]N®2⤭îCEprC#4øEbTys©sÆÃö±L·Ô�A~Ž»ÚÜ9Ùdž…<Å�LF#‹j¥~Ì9›rd°m0¥ÁŠHCq0{¬)rH>‹P¡É[ÐÙJÍ•‹¸Âˆüd‹}Y]od§Pì¶Ú @án–²W Û8°¢®™MpÏNäÆ— Í]6]üdN”í—j»;§¿yç�lèqÜb5#š+i@N°%ËÝšUBíX@æËeÈN¢@YÀÐN\�&›z��. �äCZ„ßå5Á¶ìѱ­,Ø[4fÂåE/ýsEâ©�GË>ÄÈÖ!‡ (@„í ^ÑzèN½Øú4DÖp—‚„²³)G–¾ÛϤ%lÂhº@_þ,Æ9nŸIÍA¡ C~£gi ÃaÉ ôbסèº)[�²ÃÆbY ¡F -BTŠâϵT ¹¹�ñÊáˆjû�¹Ã#pÇ�WR$ �[c… ŒA”lø`I¯¹<ï­ì ‘À,MNÞw¢8�”t“3G ÏëÜv-NÕ¯¾ÝÇ~Ê ^Cvê9ß-C‰ö&T^rÕ$ÚEL ¢5ØH—‹*±LCjL„Ò)‰XšRyÊÛ€<Í7‹k–�ƒdÛdr†l®t †™�Ïå>Öä�’‘·ÎUHe¶�£¤¼4±€¬ü4oÆpÜ$ˆ7Ã%á@ˆ#dy pmÞºGÉiŒ§Æ8 ŽMH‚c“uO‹;¦nƒ�(¾·%ñí7Dè0¡®š¨M”’YÙ„†˜CæÀÇ9l‡ÃIP¿0©M�…§¡3~*•.ÀIl]ʇh0’¸ñ±-)3V^ À¾¦ðƒOÍÔv¼0F6¦2Ãf_=•ùDÊa´¤íŽ3²…b(}CìDÁ©Üq‰�“„-GVöŽÊŠFfcȵ*a£Ë[o %) Q†Ð–=pHZl3•Ha‹É‹®À Z.$ ‚¿°JŒBSÆ`uqTìÜÊ؉fó&̲’¨­Tþ‹ªÚÉò³’=Œ[(«^ƒçc•m|$ÄU˜¶äNVv2æÇ OËæDõ³{È›àl^ߣ0ik™J+-1ÀVö…e4ÜŤXȃLµâX§¨,Øø"'VVi‚Ì`#ÖáZšk/‘eöÊF—EWvÎûçdŸá²½2yõD粧ÔË 5bö¨I¹o†}~*[Ì*Ö¹o­-�µØS#DÈ67'4XÙÑ×vD¸¼û×ñqÞìâ6 _Ì‹á*-Úíà‚Hª’]7¡ãp·iþÎh™–ðq­-†ÖH=Fq™<†Ò\€Þb°Z• Ø0™`H¡i‚8kDXF ²ð«ª³â áË U‡îÚÐÒ4®8ïl–¬øo#�³Ç†\HçeÀ^¬+~jÄcGâi%¤(Ü )fàãEàdJLšË1�-ª uÌ”•:XŽÞ¬,úk›×Õ ð÷š›¨1j©õ9 îpÌ¡œ½•Ãµ/g^μœx93ðrfàåÌÀË™�/_μœx93ðrfàåÌÀË™�—3/g^μœx93ðrfàåÌÀäåÌÀË™�—3/g^μœ(;‚_Δ²ËË™�—3“—3/g^μœx93ðrfàåÌÀË™�—3/g^μœx93ðåË™�ÉË™�—3/g&/gþÿ:3ðö—]rÃÛi¬“‹f"7'ªd& +áþÝ4ݵ4�õìè�SØÒn'JÖ]½¾žÔ¯r¯†�VêOÜ¥üðÚ ÝF·sóÄ>èœØà º“qqI(TÁ弶ã¢3þt»¤¡vžð¤ÿ(ÍX\õ¯åxäqŽ(Õwì½WØÑ2Qæþ•OêTL^ùs;ùç‘nvùö¹xP.’…Ì]Ù3ã¡AizÍäû6ýäÇwidÇ»÷â|6Fž…Øî].Ÿ�ÅU±¨ñ°¨&G:èXTckXþy4&š˜×ˆwÐ؃ÏÆ¢l Ë?�5srLƒrÓÀqOEcvÐX]Aóë¦ùJýf¼ñØXϘ\s¶ŠÅïƒfç¦Bå}“4ßž—¿þ&j”þw|¢þ‘ÿ÷ÙTÞâ‰Dá)*üWD=<*‰e§0Ái üRäb¿ÀŽga5ŸaÃB›4,éœÆ»B›?¥˜…Åmé†îûûâ½Åmrw �3cÏuà_̓˜êIýjw•Y#»47·G3ÎïìØ­&gÇFàÕ³ú†–>Ë4»‹ôw þ±ÏýžCD—]ÃDîŸ�áãÆß ¾30å–œ: j#ËÖèÉy2ú&±~9ùfsyŒ»2Û£«ÄùñɱÉ\‡'2~HŒUãùêäïoÇcÍ-TA3íÙãÑù ’uÁΩa|óÛ‹îÁ<+:q3þL¨V.¦àïE%ïÄ,Oþ¸Ivùì@BÊe…P£å¬˜ŠÑÑFnc¬ ý4â/”ò–q鱞÷;?“’ÚÐ<‚í·0Ñ‹ÕÙǽ±î\W™}ÔCë/‰ãïÖdóOÉ•/õÎVüktB<÷DVÙŸß#ÂË Âï‘d¥™VôUò³³É›Û»Ù}œMþ÷ìò “aW+$=!|°#”jRbÓä®ïïf#Iû(?ÍoÓßw(¬)+wÉÖOÞn–‰kÒ�"ŒóceS€s>ùñXi‘©ÛÔMž'�îöv¬õ�+#xkÝ�X«|}ÍcoÏn(û&qsI¾\¥¿fëôϯFg�Âñg]#a|)W²}¨‚ï�’@Ø£éäoÇE &?Ì–I/Ç—Ýð»&bavd3iáÛceD%V(½�%‘c&Ct+i•?Ú]þÛßr?糉 �`˜¾ï’˜ÏßÁçMÇÇyŠâùF¹—¹‚ïL÷ìtçôÎV¯&ßÁ>ÎN§“·´¦IÆ·†’Ø?ŸÔ«²�làø¯â:à®D“¯ŽsØA1ß;ÒÛ!ÁžFh=·ÙVðY½»‚¸7ÆÈS›Œ~wÃÞ[îf{K‡®?”Õï©xk»âÑ´Q­Ÿ �XÊq�ŸÍ² ªÒÿ´i¬†¬Úß$å]­“]~ÊL¡Õ濾ÏgŸo8Tìflì�·¯ëã[<,ì¹¾XXÃýò|ÿçÓŒ�c<¿ó·¯ AÈ’°‹?þ}³*¡4"�[)y{ [ò—領™þ)òÖhØÆñ�Ï6ÿÆñ0Nßÿ}¢Ջ¯ƒ”yž:ÚS 0í°6bnž&

Artikel Bahasa Indonesia kelas 9 kali ini akan menjelaskan tentang pengertian dan macam-macam unsur intrinsik dalam cerita pendek (cerpen). Mau tahu apa saja unsur intrinsik cerpen? Simak penjelasannya dalam artikel berikut!

Apakah kamu gemar membaca cerita? Untuk kamu yang nggak terlalu suka membaca, kamu bisa mencoba membaca cerpen atau cerita pendek.

Cerpen adalah kisah yang diceritakan dengan pendek atau singkat, tidak lebih dari 10.000 kata. Cerpen juga memberikan kesan tunggal yang dominan karena ceritanya hanya memusatkan pada satu tokoh, satu kejadian, atau satu permasalahan. Nah, karena ceritanya yang tidak terlalu panjang, cerpen cocok dibaca oleh kamu yang masih berlatih membaca.

Adakah cerpen yang paling berkesan untuk kamu? Mungkin berkesan melalui tokohnya, latar, suasana, gaya bahasa, atau lainnya. Nah, unsur-unsur seperti tokoh, latar, suasana, gaya bahasa, dan sebagainya, itu termasuk unsur intrinsik cerpen.

Dengan kata lain, unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang terbentuk dari dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik juga bisa disebut sebagai unsur pembangun dari dalam cerpen. Agar cerpen yang dibuat menarik dan mudah dipahami oleh pembaca, unsur intrinsik ini tidak boleh dilewatkan, loh.

Nah, di artikel ini, kita akan bahas macam-macam unsur intrinsik cerpen. Untuk lebih jelasnya, yuk kita cermati apa saja unsur-unsur intrinsik cerpen itu!

Contoh buku kumpulan cerpen (Sumber: indonesiaebook.com)

Terdapat tujuh macam unsur intrinsik dalam cerpen, yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, langsung saja kita simak bersama-sama, ya.

Baca Juga: Mengupas Cerpen: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Struktur, dan Contohnya

Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema cerita. Tema adalah gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen. Bisa dikatakan, tema ini adalah nyawa dari sebuah cerita. Kenapa? Karena tema akan menentukan latar belakang cerita tersebut.

Tokoh dan Penokohan

Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.

Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.

Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.

Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.

Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.

Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?

Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.

Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.

Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.

Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.

Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.

Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.

Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.

Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.

Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.

Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.

Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.

Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.

Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni:

Unsur-Unsur Seni Rupa Ruang

Unsur-unsur seni rupa ini dapat dimanipulasi berdasarkan bagaimana seorang seniman menempatkan garis, bentuk, bidang, dan warna. Ruang mengacu pada jarak atau area di sekitar, di antara, dan di dalam komponen sebuah karya.

Ruang bisa positif atau negatif, terbuka atau tertutup, dangkal atau dalam, dan dua dimensi atau tiga dimensi. Terkadang ruang tidak disajikan secara eksplisit dalam sebuah karya, tetapi ilusi darinya. Ruang dalam unsur-unsur seni rupa memberikan referensi kepada penonton untuk menafsirkan sebuah karya seni.

Unsur-unsur dasar karya seni rupa terdiri atas 8 unsur, yaitu titik, garis, bidang, bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang. Masing-masing unsur memiliki peran penting dalam membangun karya seni agar memiliki kesatuan yang padu dan dapat dinikmati secara utuh.

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.

Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.

Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.

Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.

Sumber: weheartit.com

Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.

Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.

Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.

Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.

Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.

Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.

Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.

Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.

Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek) – Familiar dengan karya sastra cerpen? Cerpen menjadi salah satu karya sastra yang menarik dan asik untuk dibaca. Untuk menyelesaikan sebuah cerpen, Grameds tidak membutuhkan waktu yang lama.

Kisahnya yang cenderung pendek dan kompleks kerap membuat pembacanya cepat terhanyut. Cerpen merupakan karya sastra yang dirancang untuk habis dibaca dalam sekali duduk.

Meski kisah yang dihadirkan cenderung pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Penulis cerpen perlu berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat dan jelas.

Karya sastra yang satu ini bisa menjadi media yang cocok bagi kamu yang ingin mengungkapkan ide. Jika Grameds berencana menulis cerpen, simak ulasan berikut ini sampai tuntas untuk mengenal cerpen, struktur, dan unsur intrinsiknya.

Sumber: weheartit.com

Cerita pendek atau yang kerap disingkat cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Bisa dibilang cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita dalam satu kesatuan.

Seperti namanya, cerpen merupakan kisah pendek yang memusatkan fokus pada seorang tokoh dalam satu situasi tertentu. Bisa disimpulkan bahwa cerpen adalah bentuk karya sastra yang berkonsentrasi menampilkan sebuah peristiwa atau kejadian.

Karya sastra yang satu ini juga kerap disebut sebagai fiksi prosa yang terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja. Secara umum, cerpen mengisahkan permasalahan yang tidak terlalu rumit tetapi tetap mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.

Kemudian kisah yang disajikan cerpen relatif singkat dan tidak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kisah tentang narasi tunggal dengan struktur yang lengkap, mulai dari perkenalan, permasalahan, hingga penyelesaian masalah menjadi susunan penulisan cerita pendek.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai karya sastra cerita pendek, artikel ini akan membawamu mengetahui struktur yang diperlukan dalam membuat cerpen. Karya sastra cerpen tentu memiliki struktur atau elemen dasar pembentuknya.

Struktur cerpen dibutuhkan untuk menyusun sebuah cerita atau kisah yang padu. Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui struktur atau elemen dasar yang membangun cerpen.

Struktur atau elemen dasar cerpen yang pertama ialah abstrak. Pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan merupakan definisi umum dari abstrak.

Abstrak sebagai struktur pembentuk cerpen digunakan untuk melengkapi cerita. Sebagai pelengkap cerita, abstrak bersifat opsional dalam pembuatan sebuah cerpen.

Struktur pembentuk cerpen yang kedua ialah orientasi. Bagian ini difungsikan untuk memperkenalkan latar cerita atau setting, baik waktu, tempat maupun peristiwa. Orientasi atau yang kerap dianggap pengenalan situasi cerita mulai menata berbagai adegan, memperkenalkan tokoh, dan menjelaskan hubungan tokoh satu sama lain.

Struktur pembentuk cerpen selanjutnya adalah komplikasi. Elemen dasar yang satu ini menjadi bagian dimana berbagai konflik mulai muncul. Konflik yang dihadirkan dalam cerpen biasanya berwujud masalah, pertentangan, dan kesukaran-kesukaran bagi tokoh utama.

Pada bagian komplikasi kerap menampilkan penjelasan bagaimana sebab-akibat konflik yang terjadi antartokoh. Kemudian konflik yang terjadi mulai membentuk, mengubah atau memperlihatkan karakter tokoh yang sebenarnya.

Evaluasi menjadi struktur atau elemen dasar yang memunculkan berbagai puncak konflik atau masalah lain untuk menemukan jalan penyelesaiannya. Biasanya bagian ini menampilkan konflik yang mulai menuju klimaks. Evaluasi merupakan bagian atau tahap konflik diselesaikan atau justru menghentikan keinginan tokoh utama.

Pada bagian resolusi menjelaskan bagian akhir cerita mengenai berbagai sikap atau nasib yang dialami tokoh setelah mengalami peristiwa puncak. Struktur cerpen yang satu ini menghadirkan akhir dari penyelesaian atau konflik secara utuh. Kemudian resolusi juga kerap menampilkan kondisi akhir yang dialami tokoh utama dalam cerita.

Koda atau yang kerap dikenal penutup merupakan bagian akhir dari keseluruhan isi cerita. Bagian koda memuat kesimpulan dari seluruh cerita sebagai interpretasi penulis mengenai kisah yang disampaikan.

Koda berisikan nilai atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita pendek. Tidak semua cerita memiliki koda sebagai elemen dasar, seperti karya-karya sastra serius yang bersifat tidak ingin menggurui. Karya tersebut biasanya menginginkan atau membiarkan pembacanya menyimpulkan sendiri bagaimana pesan dan amanat dalam sebuah karya.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Halo! Perkenalkan saya Rahma Gusmitri Nasyarah, mahasiswa Departemen Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. Media Pembelajaran ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Multimedia Pendidikan Matematika yang diampu oleh Ibu Eyus Sudihartinih dan Ibu Dewi Rachmatin. Semoga dengan adanya media ini dapat memberikan kemudahan dalam memahami materi Unsur-Unsur dan Jaring-Jaring Tabung

Tokoh dan Penokohan

Salah satu aspek penting dalam membangun sebuat cerita fiksi, termasuk cerita pendek ialah tokoh atau pelaku. Ketika membaca atau menganalisis sebuah cerpen, kita kerap mempertanyakan “siapa tokoh pelakunya” atau “peristiwa yang terjadi menimpa siapa”. Individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita disebut tokoh.

Tokoh dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yakni tokoh utama atau sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama atau protagonis memegang peranan penting dalam sebuah cerita.

Kemudian terdapat kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama. Apakah frekuensi kemunculan tokoh menentukan? Jawabannya tidak. Kriteria khusus untuk menentukan tokoh utama, yakni terlihat dari intensitas keterlibatan tokoh dalam berbagai peristiwa yang dibangun.

Unsur penokohan yang digunakan penulis berfungsi melukiskan apa yang dilihat, dipikirkan, didengar, dialami, dan dirasakan oleh tokoh-tokoh dalam cerita. Berkaitan dengan penokohan, penciptaan citra tokoh dan penyajian watak tokoh menjadi ciri utama penokohan.

Bisa dikatakan bahwa penokohan merupakan gambaran atau pelukisan yang jelas mengenai seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggambaran tokoh dalam cerita umumnya bersifat masuk akal dan logis sehingga terasa seperti benar-benar terjadi.

Ada beberapa cara yang digunakan penulis untuk menggambarkan setiap tokoh dalam ceritanya. Beragam cara yang digunakan dapat membantu pembaca menganalisis unsur-unsur penokohan dalam cerita. Penggambaran penokohan dilakukan dengan beragam cara sebagai berikut.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah alur atau plot cerita yang menjadi elemen fundamental dari sebuah cerita. Alur cerita atau yang kerap disebut plot hadir sebagai ruh atau jiwa sebuah cerita rekaan.

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa yang diceritakan penulis dari awal hingga akhir. Alur juga dapat diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang terjalin dengan saksama dan diyakini mampu menggerakkan jalan cerita melalui berbagai kerumitan ke arah klimaks hingga menemukan penyelesaian.

Peristiwa yang terjalin nantinya akan memberikan efek tertentu dalam sebuah cerita. Lalu, bagaimana jalinan peristiwa itu dapat terwujud?

Jalinan peristiwa yang ditampilkan dapat terwujud melalui hubungan waktu dan hubungan sebab akibat dalam cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur cerita atau plot adalah jalinan peristiwa atau struktur gerak yang terjadi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan cerita.

Latar atau dalam padanan bahasa Inggris disebut setting merupakan sebuah petunjuk, keterangan yang berkaitan erat dengan penggambaran tempat, waktu, dan peristiwa atau suasana kejadian yang berlangsung. Kemudian latar atau setting kerap diartikan sebagai landasan yang merujuk pada pengertian tempat, lingkungan sosial, dan hubungan waktu peristiwa yang diceritakan.

Dapat disimpulkan bahwa latar atau setting dibedakan atas latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar atau setting juga diyakini mampu memberikan pijakan cerita secara jelas dan konkret.

Hal tersebut penting dilakukan untuk memberikan kesan yang realistis kepada pembaca dalam menggambarkan suasana tertentu. Kesan realistis yang tercipta nantinya akan memberikan efek seolah-olah suasana yang dibangun benar-benar terjadi.

Latar atau setting tak hanya memberikan gambaran yang jelas mengenai peristiwa yang terjadi. Latar juga membantu penulis memberikan gambaran yang jelas tentang watak-watak tokoh yang dihadirkan.

Sudut pandang atau dalam padanan bahasa Inggris disebut point of view merupakan salah satu unsur intrinsik pembangun cerita. Sudut pandang atau point of view dalam cerpen akan membicarakan hubungan yang terjalin antara penulis dan alam kreatif imajinasinya atau hubungan penulis dan perasaan pembacanya.

Sudut pandang juga dapat berarti sebagai posisi pencerita dalam membawakan kisah sebuah karya sastra. Posisi pencerita tidak selalu identik dengan penulis itu sendiri.

Unsur intrinsik selanjutnya ialah tema. Tema menjadi salah satu unsur penting dalam membangun sebuah cerita. Secara sederhana, tema merupakan gagasan sentral, dasar cerita, dan makna cerita.

Dapat disimpulkan bahwa tema ialah gagasan pokok yang ingin digambarkan penulis, baik secara tersurat maupun tersirat. Tema dalam sebuah cerpen dapat ditentukan dalam beragam cara, yakni sebagai berikut.

Dalam hal berkarya, penulis tentu tak sekadar bercerita. Penulis juga ingin menyisipkan atau mengatakan sesuatu kepada pembacanya.

Maksudnya adalah penulis menaruh suatu masalah atau pandangannya mengenai kehidupan. Secara umum, pembuatan karya sastra akan memuat amanat atau pesan moral di dalamnya.

Amanat atau pesan moral yang terkandung tentu ingin disampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Kemudian amanat atau pesan moral yang termuat dapat bersifat tersurat maupun tersirat.

Amanat atau pesan moral yang tersurat biasanya akan disampaikan penulis pada tengah atau akhir cerita dengan menyampaikan saran, nasihat, seruan, anjuran, dan larangan yang berkenaan dengan tema yang mendasari. Sementara amanat atau pesan moral yang tersirat dalam cerpen biasanya akan disampaikan penulis dalam memberikan jalan keluar dan disiratkan melalui tingkah laku tokoh dalam cerita.

Gaya menjadi unsur intrinsik terakhir yang membangun sebuah cerita. Gaya dapat diartikan sebagai cara pengungkapan yang khas dari seorang penulis.

Sederhananya, gaya merupakan pemakaian bahasa secara spesifik yang digunakan oleh seorang penulis. Selain itu, gaya bisa menjadi cara penulis menyampaikan pikiran dan perasaannya dalam penyusunan bentuk tulisan. Kemudian ada beragam unsur yang dapat membangun gaya penulisan seseorang, yakni:

Konten baru

Bo Garasi

Bo Garasi

BOGARASI SLOT GACOR, SLOT PULSA, and BOGARASI in INDONESIA

Orang Bule

Orang Bule

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Qqàa

Qqàa

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan, pemasaran dan distribusi fast moving consumer goods (FMCG).

Romawi 11

Romawi 11

Sale Price:IDR 5,000.00 Original Price:IDR 10,000.00

Lot Adalah

Lot Adalah

Trong Forex, bạn chỉ có thể mở các vị thế với một khối lượng nhất định các đơn vị giao dịch được gọi lot. Một trader không thể mua, ví dụ, chính xác số lượng 1000 đồng euro; họ có thể mua 1 lot, 2 lot, hay 0.01 lot, v.v. Dựa trên định nghĩa về kích thức lot, đây là một thuật ngữ được sử dụng nhằm xác định kích thước hợp đồng cho một tài sản giao dịch. Đó là quy mô giao dịch, khối lượng của tài sản giao dịch (tiền tệ, thùng dầu, v.v.) mà nhà giao dịch có thể mua hoặc bán.

Iklan Sasa

Iklan Sasa

Selamat! Kamumendapatkan poin sebanyak

Ikan Laut

Ikan Laut

Belanja di App banyak untungnya:

Slot Kalah

Slot Kalah

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Gg Dewa

Gg Dewa

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Dewalive

Dewalive

dewalive lite login alternatif me | LINK LOGIN ALTERNATIF DEWALIVE Contact us via LiveChat! Link Alternatif Dewalive, Login Dewalive, Aplikasi Dewalive

Dewa388

Dewa388

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan, pemasaran dan distribusi fast moving consumer goods (FMCG).

Romawi.12

Romawi.12

Hermes adalah dewa pembawa pesan. Dalam mitologi Romawi, ia lebih akrab dengan sebutan Mercury atau Merkurius. Ia memiliki begitu banyak peran selain menyampaikan pesan. Di antaranya adalah menguasai perdagangan, perantara dewa dan manusia, dan sebagai penjelajah. Selain itu, Merkurius juga terkenal licik dan suka mencuri.

Satu Taloi

Satu Taloi

Wir verwenden Cookies und Daten, um

Csc Artinya

Csc Artinya

O talento vence provas, mas só o trabalho em equipa ganha campeonatos! Façam parte da minha Equipa!

Besar 888

Besar 888

Nomor Cantik Kartu Perdana Telkomsel Simpati Nocan Seri Hoky Rapih Tripel 0812 99 888 5

Indiyà

Indiyà

PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan, pemasaran dan distribusi fast moving consumer goods (FMCG).

Tahunan

Tahunan

Membayar pajak kendaraan bermotor adalah kewajiban bagi setiap pemilik kendaraan bermotor. Pajak yang dibayarkan oleh pemilik kendaraan bermotor adalah bentuk kontribusi dalam pembangunan daerah. Uang pajak kendaraan bermotor yang dikelola oleh pemerintah provinsi digunakan untuk menyediakan fasilitas jalan bagi kendaraan bermotor dan pembangunan fasiliats umum lainnya yang menjadi wewenang pemerintah daerah.

Pramuka

Pramuka

Maaf, barangnya tidak ketemu

Kali 5

Kali 5

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Kaisar 88

Kaisar 88

Warisan kaisar Romawi tetap hidup dalam sejarah Eropa dan dunia. Gelar "kaisar" digunakan dalam berbagai bentuk oleh penguasa lain sepanjang sejarah, seperti "Kaiser" di Jerman dan "Tsar" di Rusia, yang keduanya secara etimologis berasal dari "Caesar." Kekaisaran Romawi juga meninggalkan warisan hukum, seni, arsitektur, dan konsep pemerintahan yang terus mempengaruhi dunia modern hingga saat ini.